SMK PANCA BHAKTI
LAPORAN
OLEH :
NAMA : MAYA
JURUSAN AKUTANSI
TAHUN AJARAN 2010/2011
KABUPATEN KUBU RAYA
Mengklaim Negara lain
7, September 2009
Indonesia sangat kaya akan budaya, fakta ini tidak bisa disangkal lagi oleh siapapun. Namun dibalik kekayaan tersebut justru Pemerintah dan bangsa Indonesia sangat lemah mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa Indonesia.
Dalam seminggu terakhir Bangsa Indonesia dikagetkan dengan klaim Malaysia atas tarian Pendet dari Bali. Dari data yang dikumpul situs http://budaya-indonesia.org/ setidaknya terdapat 32 daftar artefak budaya Indonesia yang di klaim bangsa lain.
Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
1. Batik dari Jawa oleh Adidas
2. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29. Kain Ulos oleh Malaysia
30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Dalam seminggu terakhir Bangsa Indonesia dikagetkan dengan klaim Malaysia atas tarian Pendet dari Bali. Dari data yang dikumpul situs http://budaya-indonesia.org/ setidaknya terdapat 32 daftar artefak budaya Indonesia yang di klaim bangsa lain.
Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
1. Batik dari Jawa oleh Adidas
2. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
15. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
17. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
22. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
29. Kain Ulos oleh Malaysia
30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Bangsa serumpun atau dikenal dengan Malaysia setidaknya mengklaim 21 artefak budaya Indonesia, dan yang terkini adalah tari Pendet dari Bali.
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia.
Memang, Malaysia adalah negara yang memiliki rekor tertinggi dalam hal klaim atas kekayaan budaya Indonesia, selain Belanda dan Jepang.
Pelajaran Berharga Bagi Indonesia
Kasus klaim atas kekayaan budaya nusantara menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Bahkan oleh negeri tetangga seperti Malaysia pun kita dengan sangat gampang dijarah semau mereka tanpa rasa ketakutan. Apakah negeri kita memang lemah? Atau pemerintah kita yang tidak berkutik?
Di lain pihak, lemahnya ketahanan budaya nusantara kita memang menjadi salah satu faktor pendukung sehingga pihak luar dengan sangat mudah mengklaim sebagai milik mereka. Pemerintah selama ini memang hanya menomorsekiankan urusan budaya dan pariwisata dalam pembangunan bangsa, padahal sektor ini bisa jadi merupakan penyumbang devisa terbesar setelah minyak dan gas! Tengoklah Malaysia, mereka bahkan berani menargetkan pendapatan devisa yang sangat besar dari sektor pariwisata mereka, meskipun mesti mengklaim budaya kita!
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia.
Memang, Malaysia adalah negara yang memiliki rekor tertinggi dalam hal klaim atas kekayaan budaya Indonesia, selain Belanda dan Jepang.
Pelajaran Berharga Bagi Indonesia
Kasus klaim atas kekayaan budaya nusantara menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Bahkan oleh negeri tetangga seperti Malaysia pun kita dengan sangat gampang dijarah semau mereka tanpa rasa ketakutan. Apakah negeri kita memang lemah? Atau pemerintah kita yang tidak berkutik?
Di lain pihak, lemahnya ketahanan budaya nusantara kita memang menjadi salah satu faktor pendukung sehingga pihak luar dengan sangat mudah mengklaim sebagai milik mereka. Pemerintah selama ini memang hanya menomorsekiankan urusan budaya dan pariwisata dalam pembangunan bangsa, padahal sektor ini bisa jadi merupakan penyumbang devisa terbesar setelah minyak dan gas! Tengoklah Malaysia, mereka bahkan berani menargetkan pendapatan devisa yang sangat besar dari sektor pariwisata mereka, meskipun mesti mengklaim budaya kita!
Malaysia Kok Berani Mengklaim Budaya Indonesia
17 September, 2009
Topik:
Indonesia Yang merupakan salah satu Negara terbesar di Asia, tentunya memiliki beraneka ragam adat dan budaya di masing-masing wilayah. Bahkan Lambang Negara kita berasal dari nilai luhur budaya bangsa yang beragama tersebut. Jadi pastilah kita berusaha untuk menjaga dan melestarikannya demi identitas bangsa kita ini.
Begitu mengagetkannya ketika tiba-tiba negara lain dalam hal ini malaysia mengklaim budaya asli negara kita, padahal malaysia merupakan negara dekat kita sendiri yang hidup serumpun, ada apa ya?? kok bisa malaysia berani? Inilah beberapa budaya kita yang di klaim : Batik, Tari Pendet, Angklung, Wayang Kulit, Reog Ponorogo,Lagu Rasa Sayange. Sakitkah perasaan Ibu pertiwi? Tentunya pasti . Namun satu pertanyaan internal yang perlu di jawab bersama supaya kita tidak sekedar emosi akan kejadian tersebut. yakni: Mengapa mereka berani mengklaimnya?
Sebagai warga negara yang baik khususnya para generasi muda, sepantasnya belajar tentang budaya dalam negeri jangan hanya belajar budaya asing dan melupakan identitas budata dalam negeri sendiri, ini banyak yang terjadi di penjuru nusantara. Terutama di bidang musik, Mode dan pergaulan. Jangan kaget ketika 10 tahun ke depan apabila tidak adanya regenerasi, budaya yang kita banggakan dan kita anggap sebagai jati diri bangsa hilang dan pudar. Sepatutnya kita sedikt berterima kasih pada malaysia yang sedikit menguji rasa nasionalisme kita sebagai warga negara, masih adakah? Kalau memang kita peduli, maka sepatutnyalah kita khususnya pemerintah berupaya melestarikan dan melakukan soialisasi lebih jauh identitas negara kita ini agar tetap berjaya di mata dunia.
Tuesday, August 25, 2009
Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
- Batik dari Jawa oleh Adidas
- Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
- Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
- Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
- Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
- Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
- Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
- Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
- Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
- Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
- Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
- Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
- Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
- Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
- Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
- Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
- Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
- Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
- Kain Ulos oleh Malaysia
- Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
- Wayang Kulit oleh Malingsiya
- Keris oleh Malingsiya
- Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia, Malaysia Asuuu......., Pemerintah tindak dong...!!!! jangan jadi penonton....!!! Kalo ga digampar mana kapok? Lama2 pulau jawa, gunung lawu, garuda pancasila bakalan diklaim juga!
Ironis, Gamelan Dan Keroncong Masuk dalam Kurikulum Negara Lain
Oleh : Nanok Triyono | 13-Mei-2011, 08:13:22 WIB
KabarIndonesia - Berbicara pendidikan di Indonesia selalu dihadapkan dengan kompleksitas permasalahannya, entah itu dari sisi sosial, ekonomi, budaya, geografis, sumber daya manusia, bahkan sampai kepdulian akan pendidikan masih minim. Sekedar melihat kembali bahwa kurikulum di Negara kita mengalami perubahan sejak kurikulum tahun 1947 (rencana pendidikan) sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pergantian tersebut juga masih belum tertuju dengan tepat.
Dalam kurikulum sekarang terdapat mata pelajaran Seni Budaya, yang secara lengkap mempelajari dan mengenalkan semua budaya Negara kita. Pelajaran ini paling tidak memiliki aspek yang diharapkan, baik dari pengenalan budaya sampai bagaimana peserta didik menyikapinya terutama mempraktekannya. Jika kita melihat sudut pandang kompleksitas permasalahan kurikulum, aspek tersebut banyak yang tidak kena sasaran, terutama dalam hal pengadaan fasilitas bahkan sumber daya manusianya juga terkadang kurang memahami.
Seni Budaya sudah terdapat mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, atas dengan program yang berbeda pula. Beberapa kelemahan yang terjadi yakni kurangnya pemantapan program dalam seni budaya itu sendiri, sejauh pengamatan pendidikan di negara ini sekolah yang benar-benar memiliki fasilitas dan kompetensi untuk mengangkat Seni Budaya Indonesia masih saja kurang.
Beberapa tahun yang lalu sempat terjadi konflik mengenai seni dan budaya Indonesia oleh negara luar, sebut saja Malaysia yang mengklaim batik, dan Reog Ponorogo sebagai kebudayaan milik mereka.
Konflik tersebut terjadi karena apresiasi baik dari pemerintah dan masyarakat sangat minim mengenai seni budaya. Pemerintah kurang memperhatikan pelestarian budaya, terutama dalam pendidikan, masyarakatpun sudah banyak menganggap mempelajari seni dan budaya asli kita adalah hal kuno. Beberapa faktor tersebut menjadikan pola kurikulum dalam menjaga seni dan budaya Indonesia ikut terpengaruh.
Banyak sekolah yang menomorduakan mata pelajaran seni budaya, yang jika dipahami pelajaran ini sungguh memberikan kebanggaan tersendiri. Evaluasi pendidikan pun tidak mengenalkan kurikulum ini baik ketika tes atau ujian akhir. Dalam beberapa decade terakhir ini, Amerika dan Malaysia mengamati kemajuan kesenian Indonesia yakni gamelan dan music keroncong. Dua kesenian asli milik bangsa kita yang benar-benar dihargai di negara Lain.
Amerika memasukkan kurikulum gamelan dalam tingkatan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan ketika masuk perguruan tinggi mahasiswa harus mengenal gamelan dengan baik. Mereka diajarkan untuk bermain gamelan walaupun tidak secakap orang Indonesia. Banyak orang Indonesia yang bangga karena gamelan masuk dalam kurikulum Amerika, tetapi mereka tidak sempat berpikir bahwa ironis sebenarnya ketika gamelan tidak masuk dalam kurikulum pendidikan walaupun beberapa sekolah sudah mulai memfasilitasi gamelan ini.
Malaysia mulai memasukkan kurikulum keroncong dalam pendidikannya. Negera tetangga itu sedang giat-giatnya mempromosikan keroncong melalui televisi, radio, dan kurikulum pendidikan. Jika kita simak di Indonesia, apresiasi keroncong minim sekali bahkan kurikulumpun juga minim sekali mengenalkan dan memperlajarinya. Pemerintah sebenarnya mampu mengatasi hal ini asalkan ketika kurikulum ini dimunculkan, maka pemerintah juga harus memikirkan masalah fasilitas dan pengajarnya, bahkan kalau bisa kurikulum ini masuk dalam evaluasi pendidikan peserta didik.
Ironis sekali ketika mendengar gamelan dan keroncong dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di luar negeri sedangkan Negara kita sendiri acuh terhadap pelestariannya. Tidak salah apabila banyak seni dan budaya kita mendapat klaim dari Negara lain, karena di negara kita sendiri apresiasinya sangat kurang.
Seniman tidak bisa berkembang apabila tidak didukung pemerintah karena hal ini menyangkut kinerja yang harus didukung banyak pihak, jangan sampai anak cucu kita kelak tidak mengenal sedikitpun tentang gamelan dan keroncong. Gamelan dan keroncong adalah milik Indonesia dan perkembangannya harus lebih pesat di Negara sendiri. Pemerintah harus lebih memperhatikan seni dan budaya sendiri untuk anak dan cucu kelak. (Nanok Triyono, S.Pd)
Oleh : Nanok Triyono | 13-Mei-2011, 08:13:22 WIB
KabarIndonesia - Berbicara pendidikan di Indonesia selalu dihadapkan dengan kompleksitas permasalahannya, entah itu dari sisi sosial, ekonomi, budaya, geografis, sumber daya manusia, bahkan sampai kepdulian akan pendidikan masih minim. Sekedar melihat kembali bahwa kurikulum di Negara kita mengalami perubahan sejak kurikulum tahun 1947 (rencana pendidikan) sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pergantian tersebut juga masih belum tertuju dengan tepat.
Dalam kurikulum sekarang terdapat mata pelajaran Seni Budaya, yang secara lengkap mempelajari dan mengenalkan semua budaya Negara kita. Pelajaran ini paling tidak memiliki aspek yang diharapkan, baik dari pengenalan budaya sampai bagaimana peserta didik menyikapinya terutama mempraktekannya. Jika kita melihat sudut pandang kompleksitas permasalahan kurikulum, aspek tersebut banyak yang tidak kena sasaran, terutama dalam hal pengadaan fasilitas bahkan sumber daya manusianya juga terkadang kurang memahami.
Seni Budaya sudah terdapat mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, atas dengan program yang berbeda pula. Beberapa kelemahan yang terjadi yakni kurangnya pemantapan program dalam seni budaya itu sendiri, sejauh pengamatan pendidikan di negara ini sekolah yang benar-benar memiliki fasilitas dan kompetensi untuk mengangkat Seni Budaya Indonesia masih saja kurang.
Beberapa tahun yang lalu sempat terjadi konflik mengenai seni dan budaya Indonesia oleh negara luar, sebut saja Malaysia yang mengklaim batik, dan Reog Ponorogo sebagai kebudayaan milik mereka.
Konflik tersebut terjadi karena apresiasi baik dari pemerintah dan masyarakat sangat minim mengenai seni budaya. Pemerintah kurang memperhatikan pelestarian budaya, terutama dalam pendidikan, masyarakatpun sudah banyak menganggap mempelajari seni dan budaya asli kita adalah hal kuno. Beberapa faktor tersebut menjadikan pola kurikulum dalam menjaga seni dan budaya Indonesia ikut terpengaruh.
Banyak sekolah yang menomorduakan mata pelajaran seni budaya, yang jika dipahami pelajaran ini sungguh memberikan kebanggaan tersendiri. Evaluasi pendidikan pun tidak mengenalkan kurikulum ini baik ketika tes atau ujian akhir. Dalam beberapa decade terakhir ini, Amerika dan Malaysia mengamati kemajuan kesenian Indonesia yakni gamelan dan music keroncong. Dua kesenian asli milik bangsa kita yang benar-benar dihargai di negara Lain.
Amerika memasukkan kurikulum gamelan dalam tingkatan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan ketika masuk perguruan tinggi mahasiswa harus mengenal gamelan dengan baik. Mereka diajarkan untuk bermain gamelan walaupun tidak secakap orang Indonesia. Banyak orang Indonesia yang bangga karena gamelan masuk dalam kurikulum Amerika, tetapi mereka tidak sempat berpikir bahwa ironis sebenarnya ketika gamelan tidak masuk dalam kurikulum pendidikan walaupun beberapa sekolah sudah mulai memfasilitasi gamelan ini.
Malaysia mulai memasukkan kurikulum keroncong dalam pendidikannya. Negera tetangga itu sedang giat-giatnya mempromosikan keroncong melalui televisi, radio, dan kurikulum pendidikan. Jika kita simak di Indonesia, apresiasi keroncong minim sekali bahkan kurikulumpun juga minim sekali mengenalkan dan memperlajarinya. Pemerintah sebenarnya mampu mengatasi hal ini asalkan ketika kurikulum ini dimunculkan, maka pemerintah juga harus memikirkan masalah fasilitas dan pengajarnya, bahkan kalau bisa kurikulum ini masuk dalam evaluasi pendidikan peserta didik.
Ironis sekali ketika mendengar gamelan dan keroncong dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di luar negeri sedangkan Negara kita sendiri acuh terhadap pelestariannya. Tidak salah apabila banyak seni dan budaya kita mendapat klaim dari Negara lain, karena di negara kita sendiri apresiasinya sangat kurang.
Seniman tidak bisa berkembang apabila tidak didukung pemerintah karena hal ini menyangkut kinerja yang harus didukung banyak pihak, jangan sampai anak cucu kita kelak tidak mengenal sedikitpun tentang gamelan dan keroncong. Gamelan dan keroncong adalah milik Indonesia dan perkembangannya harus lebih pesat di Negara sendiri. Pemerintah harus lebih memperhatikan seni dan budaya sendiri untuk anak dan cucu kelak. (Nanok Triyono, S.Pd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar